ayat ayat cinta


A.    JUDUL :

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL AYAT-AYAT CINTA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DENGAN AL-QUR’AN

B.     LATAR BELAKANG

      Karya sastra merupakan suatu karya cipta manusia yang mampu menimbulkan imajinasi tertentu dalam benak penikmatnya.
      Sastra sebagai produk kehidupan atau hasil karya manusia berbudaya mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, etika, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang merupakan penyodoran konsep baru. Pada dasarnya karya sastra adalah gambaran hidup manusia. Kehidupan sendiri merupakan kenyataan sosial yang mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitar.
      Karya sastra sebenarnya ditulis dengan maksud untuk menunjukkan nilai-nilai kehidupan , setidaknya karya sastra mempersoalkan nilai-nilai yang dipandang kurang sesuai dengan kebutuhan zaman atau kebutuhan manusia umumnya. (Sumarjo, 1988:3)
      Kini sastra sedang banyak dibicarakan terutama sastra yang mengusung nilai-nilai keislaman. Keberadaannya mampu menjadi tandingan bacaan-bacaan lain yang kontraproduktif jika dibaca atau dikonsumsi oleh kalangan Muslim. Seorang pengarang dalam menciptakan karya sastra tidak lepas dari kemampuan imajinatifnya karena sebuah karya sastra tidak mungkin tanpa pengetahuan. Tetapi karya-karya mereka banyak yang menyebutnya bukan sastra. Karena memang belum layak dikatakan sebagai sastra, belum sampai taraf permainan bahasa yang memadai.
      Permasalahannya banyak, diantaranya mereka tidak punya rujukan yang pasti untuk memulangkan dan menyumberkan karya mereka kemana. Mereka lupa kalau kita mempunyai Al-Qur’an, kitab suci yang menjadi puncak sastra itu. Bagaimana unik dan istimewanya Al-Qur’an. Dengan bahasa yang singkat tetapi melingkup banyak makna, dengan bahasa yang indah sehingga mampu membuat pembacanya mampu menitikkan air mata ketika dihadapkan pada ayat-ayat yang menggetarkan hati, mampu tersenyum ketika mereka sampai pada ayat-ayat yang menyatakan kabar gembira, mampu menggugah hati untuk terus memperbaiki diri. Karena terlena dengan keindahan susunan huruf-huruf, mabuk dalam indahnya bahasa.
      Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks  (teks kesusastraan) yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, gaya bahasa, dan lain-lain, diantara teks-teks yang dikaji. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kajian interteks berusaha menemukan aspek-aspek tertentu yang telah telah ada pada karya-karya sebelumnya pada karya yang muncul lebih dari kemudian. Kajian intertekstual berangkat dari pendapat bahwa kapanpun karya ditulis, ia tidak mungkin lahir dari situasi kekosongan budaya.
      Sebuah karya yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut sebagai hipogram. Demikian pula dengan Al-Qur’an yang dipercaya sebagai kitab yang paling banyak dibaca manusia setiap harinya, bahkan dihafal oleh jutaan orang itu merupakan hipogram dari berbagai karya sastra termasuk novel. Salah satunya adalah sebuah novel pembangun jiwa Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang menjadi transformasi dari Al-Qur’an. Alasan penulis meneliti novel ini karena dalam novel Kang Abik (demikian novelis muda ini biasa dipanggil adik-adiknya) ini terdapat hubungan intertekstual dengan beberapa surat dalam Al-Qur’an yang bertujuan untuk memberikan makna secara lebih penuh terhadap karya tersebut.


C.    IDENTIFIKASI MASALAH
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1.      Unsur-unsur intrinsik dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy
2.      Perwujudan nilai-nilai Islami dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy
3.      Perwujudan nilai-nilai moral dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy
4.      Surat-surat dalam Al-Qur’an yang ada pada novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
5.      Hubungan unsur-unsur intrinsik novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan Al-Qur’an
6.      Tujuan pengarang menghadirkan Surat-surat dalam Al-Qur’an ke dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
7.      Hipogram dan Transformasi

D.    PEMBATASAN MASALAH
      Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memusatkan permasalahan yang akan dibahas. Pertimbangan ke dalam analisis membuat penelitian ini perlu membatasi masalah sebagai berikut:
1.      Surat-surat dalam Al-Qur’an yang ada pada novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
2.      Hubungan unsur-unsur intrinsik novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengnan Al-Qur’an
3.      Hipogram dan Transformasi


E.     PERUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perwujudan Surat-surat dalam Al-Qur’an yang ada pada novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy ?
2.      Bagaimana hubungan unsur-unsur intrinsik novel Ayat-Ayat Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy dengan Al-Qur’an ?
3.      Bagaiman hipogram dan transformasinya ?




F.     TUJUAN PENELITIAN
1.      Mendeskripsikan perwujudan Surat-surat dalam Al-Qur’an yang ada pada novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
2.      Mendeskripsikan perwujudan hubungan unsur-unsur intrinsik novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan Al-Qur’an
3.      Mendeskripsikan hipogram dan transformasinya

G.    MANFAAT PENELITIAN
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :
1)      Manfaat Teoritis
            Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang intertekstual dua buah teks. Selain itu juga dapat memperkaya wawasan ilmu sastra khususnya yang menggunakan kajian intertekstual.

2)      Manfaat Praktis
§ Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk memahami novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan kajian intertekstual
§ Memberikan sumbangan dan kontribusi materi pengetahuan bagi dosen dan guru dalam mengajarkan apresiasi sastra.
§ Memberikan masukan bagi pembaca dalam upaya meningkatkan apresiasi novel terkait dengan interteks yang terkandung di dalamnya.


H.    KAJIAN TEORI
1)      Sastra dan Agama
            Karya sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat karena karya sastra merupakan ekspresi sastrawan berdasarkan pengamatannya terhadap kondisi masyarakat sehingga karya sastra itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang kehidupan. Membaca karya sastra merupakan masukan bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Karena karya sastra tidak hadir secara kebetulan, ia hadir sebagai refleksi dari realitas, bukan dari kekosongan budaya.
            Keagamaan dalam dunia sastra telah ditampilkan secara nyata, yaitu tentang pengalaman-pengalaman hidup manusia di dunia. Sebuah karya sastra yang baik haruslah berpangkal dari pengalaman agama individu, tetapi tidak mendewakan individualisme. Hal ini perlu ditegaskan karena keagamaan yang mendalam, tidak hanya berbicara tentang agama yang sama tetapi juga berbeda agama. Karya sastra memberikan tuntutan kepada kepada manusia ke arah yang baik. karena dalam karya sastra terdapat keindahan, dimensi moralitas, nilai-nilai etis, dan sejumlah pengetahuan tentang kehidupan.( Mangunwijaya, 1988:16)
            Dalam sejarah peradaban Islam, posisi agama Islam memperlihatkan keterkaitan sangat erat dengan kebudayaan termasuk seni dan sastra. Agama mempunyai posisi penting dalam rangka memahami kebudayaan, karena kebudayaan itu diatur dalam Al-Qur’an termasuk seni dan sastra. Artinya agama Islam menghormati akal budi manusia dalam berpikir.
            Menurut Zain Al-Hasany ( 2007:56-57 ), sastra Islam tidak mewajibkan bagi penulis-penulisnya atau latar belakangnya untuk memeluk agama Islam. Di luar Islam pun bila mereka menelurkan karya-karya yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, karya mereka bisa digolongkan sebagai sastra Islami.

2)      Novel Sebagai Bentuk Karya Sastra
            Manfaat karya saastra, yaitu mengajak pembaca agar produktif dalam berkarya dan mengharapkan pembaca lebih maju dalam berimajinasi dan berkarya, sehingga dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial maupun religi. Pembaca juga diharapkan dapat mengungkapkan bahwa sastra, filsafat, dan agama sebagai sarana untuk menumbuhkan jiwa manusia yaitu jiwa yang halus dalam berperilaku dan berbudaya dengan yang positif (Sumarjo, 1993:48).
            Sebagai karya sastra novel dapat memberikan hiburan dan manfaat untuk pembaca. Novel dikatakan sebagai hiburan karena di dalamnya tersaji suatu cerita yang indah. Selain itu juga memberikan kegunaan bagi pembaca karena dalam karya sastra banyak terkandung pesan moral yang dapat diserap dan mempengaruhi pembaca dalam kehidupan sehari-hari dalam berperilaku (Wellek dan Warren, 1995:26).
            Sebuah novel merupkan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan.
( Nurgiantoro, 2007:22 )

3)      Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci yang Memiliki Unsur-Unsur Sastra yang Amat Tinggi
            Menurut Zain Al-Hasany (2007:79-84) Al-Qur’an adalah kitab yang keotentikannya langsung dipelihara oleh yang mencipta, Alloh swt. Al-Qur’an disediakan untuk membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Dan untuk menjaga keotentikannya kitab itu diturunkan secara berangsur-angsur, karena selain maknanya yang mendalam, susunan katanya pun terlalu indah untuk dihafal. Mungkin lebih tepatnya, walaupun Al-Qur’an bukanlah puisi, novel, naskah drama, atau lebih tepatnya lagi tak pantas jika dikatakan sebagai karya sastra, tetapi memiliki semua unsur-unsur itu.
            Al-Qur’an sebagai mukjizat merupakan kitab berbahasa Arab dengan gaya bahasa yang sangat indah. Tak salah jika pada mulanya ketika Al-Qur’an diturunkan, banyak sastrawan pada masa itu menyangka bahwa Al-Qur’an adalah syair yang dibuat oleh Nabi Muhammad.
            Dr. Muhammad Ghanimi Hilal mengemukakan bahwa sastra  tidak bisa lepas dari dua unsur yaitu ide dan bentuk seni. Kedua unsur ini tercermin di dalam semua karya sastra, baik berbentuk syair, makalah, drama atau cerita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa karya sastra adalah pengungkapan pengalaman seseorang sastrawan dengan kata-kata yang inspiratif.
            Dengan pengertian dua kata ( Al-Qur’qn dan sastra ) yang sangat berbeda itu, bisa diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah murni susunan kata yang diciptakan oleh Alloh. Kita akan mengartikan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang memiliki unsur-unsur sastra yang amat tinggi, bahkan tertinggi diantara karya sastra yang ada di bumi mana pun. Itulah mukjizat yang berlangsung sejak 14 abad yang silam sampai sekarang dan akan berlangsung terus sampai akhir hayat dunia.

4)      Hubungan Intertekstual
            Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks
 ( teks kesusastraan ) yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan teertentu, misalnya untuk menemukan adanya hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, gaya bahasa, dan lain-lain. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kajian interteks berusaha menemukan aspek-aspek tertentu yang telah ada pada karya-karya sebelumnya pada karya yang muncul kemudian ( Nurgiyantoro,2007:50)
            Secara luas interteks diartikan sebagai sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain. Lebih dari itu, teks itu sendiri secara etimologis
( textus, bahasa latin ) berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan. Produksi makna terjadi dalam interteks, yaitu melalui proses oposisi, permutasi, dan transformasi. Penelitian dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks atau kebih ( Ratna, 2004:172 )
            Karya sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut sebagai hipogram ( Riffaterre, 1980:23 ). Istilah hipogram barangkali dapat diartikan menjadi latar, yaitu dasar, walau mungkin tak tampak secara eksplisit bagi penulisan karya yang lain.
            Prinsip intertekstualitas yang utama adalah prinsip memahami dan memberikan makna yang bersangkutan. Karya itu diprediksikan sebagai reaksi, penyerapan, atau transformasi dari karya yang lain. Masalah intertekstual lebih dari sekedar pengaruh, ambilan, atau jiplakan, melainkan bagaimana kita memperoleh makna sebuah karya secara penuh dalam kontrasnya dengan karya lain. yang menjadi hipogramnya.



I.       METODE PENELITIAN
1)      Subjek dan Objek Penelitian
·         Subjek Penelitian
      Subjek dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an dan novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Novel ini adalah cetakan X yang diterbitkan pada bulan Desember 2005 oleh penerbit Republika. Cetakan pertamanya pada bulan Desember 2004. Terdiri dari xi + 426 halaman.
·         Objek Penelitian
      Objek penelitian berupa analisis hubungan intertekstual novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan beberapa surat dalam
Al-Qur’an

2)      Metode Pengumpulan Data
            Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah metode baca dan catat, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara membaca teks kemudian mencatat dalam kartu data atas hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian.

3)      Instrumen Penelitian
            Instrumen penelitian yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah kartu data. Kartu data berguna untuk mencatat data-data yang diperoleh dari bahan bacaan. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan  yang berkaitan dengan pembahasan.

4)      Metode Analisis Data
            Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif -kualitatif-komparatif-interpretatif. Karena dalam sastra sumber datanya adalah kata, kalimat dan wacana ( Ratna, 2004:47 ) Data-data tersebut bersifat kualitatif yang akan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian, peneliti membandingkan ( komparatif ) data-data tersebut dengan interpretasi sendiri dengan pendekatan intertekstual
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. 2005. Bandung : CV Penerbit Diponegoro
El Shirazy, Habiburrahman. 2005. Ayat-Ayat Cinta. Jakarta : Republika
Mangunwijaya, Y.B. 1988. Sastra dan Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumardjo, Jakob.1988. Masyarakat  dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Nur Cahaya
Zain Al_Hasany, Azzah.2007. Al-Quran Puncak Selere Sastra. Solo : Ziyad Visi                           Media


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Dapur Tutorial Blogspot

0 komentar:

Posting Komentar

Random Post

free counters